Modern War: Kini Sudah Saatnya TNI Memiliki Unit 'Cyber War'?

top custom html 3 CYBER WARFARE: Sudah Siapkah Kita Menghadapinya? Sekilas Cyber Warfare Cyber struggle (Cyberwar), merupakan perang yang sudah menggunakan jaringan komputer dan cyberspace atau dunia maya (cyber space) dalam bentuk strategi pertahanan atau penyerangan sistim informasi lawan. Cyber struggle juga dikenal sebagai perang cyber yang mengacu pada penggunaan fasilitas www (world panoramic web) dan jaringan komputer untuk melakukan perang di dunia maya. Kegiatan cyber struggle dewasa ini sudah dapat dimasukan dalam kategori perang informasi berskala rendah (low-level aggregation warfare) yang dalam beberapa tahun mendatang mungkin sudah dianggap sebagai peperangan informasi yang sebenarnya (the actual aggregation warfare). Seperti contoh, pada saat perang Irak-AS, disana diperlihatkan bagaimana informasi telah diekploitasi sedemikian rupa mulai dari laporan peliputan TV, Radio sampai dengan penggunaan teknologi sistim informasi dalam cyber struggle untuk mendukung kepentingan komunikasi antar prajurit serta jalur komando dan kendali satuan tempur negara-negara koalisi dibawah pimpinan Amerika Serikat. Berbagai aksi cyber struggle atau cyber information, berupa kegiatan disinformasi atau propaganda oleh pasukan koalisi yang telah terbukti menjadi salah satu faktor peruntuh moril dari pasukan Irak. Di dalam konsep cyber warfare, penggunaan teknologi sistim informasi dimanfaatkan untuk mendukung kepentingan komunikasi antar prajurit atau jalur komando yang difasilitasi oleh satu sistem komando kendali militer modern, yaitu sistem NCW (Network Centric Warfare). Apakah Network Centric Warfare (NCW) itu? Network Centric Warfare (NCW) merupakan konsep siskodal operasi militer recent yang mengintegrasikan seluruh komponen atau elemen militer ke dalam satu jaringan komputer militer NCW berbasis teknologi satelit dan jaringan cyberspace rahasia militer yang disebut SIPRNet (Secret cyberspace Protocol Router Network). Dengan adanya teknologi NCW yang didukung infrastruktur SIPRNet, berbagai komponen atau elemen militer di mandala operasi dapat saling terhubung (get connected) secara on-line grouping dan real-time, sehingga keberadaan lawan dan kawan dapat saling diketahui melalui visualisasi di layar komputer atau laptop. WarfareKeterhubungan secara elektronik berlaku mulai dari tataran strategis, taktis hingga effective dari suatu operasi militer gabungan, mulai dari maternity panglima perang di markas komando atau maternity komandan pasukan di Puskodal hingga ke unit-unit pasukan tempur di medan pertempuran. Dengan adanya teknologi cyberspace SIPRNet serta penggunaan satelit mata-mata dan satelit GPS, memungkinkan NC memvisualisasikan seluruh kegiatan operasi militer, memungkinkan NC memvisualisasikan seluruh kegiatan operasi militer gabungan yang sedang berlangsung di medan pertempuran (battle field) ke layar lebar ruang yudha (military activeness room), yang mungkin jaraknya terpisahkan ribuan klick jauhnya. Maksudnya, pusat komando dapat secara on-line grouping dan real-time mengendalikan operasi militer yang sedang berlangsung secara jarak jauh (remotely). Berbagai informasi tempur digital (video, grafik, peta, suara, accumulation dan sebagainya) yang tersedia terkait dengan pelaksanaan operasi militer gabungan, tidak hanya dapat di akses oleh maternity Pimpinan di markas komando saja, tetapi juga dapat diteruskan (information sharing) ke seluruh komandan organisation pasukan tempur di lapangan. Tujuan utama dari NCW, dalam lingkup Siskodal, adalah tercapainya keunggulan informasi (information superiority) sehingga dapat membantu Panglima Perang atau Komandan Pasukan mengambil keputusan (decision making) secara tepat, cepat dan akurat guna memenangkan suatu pertempuran (battle). Namun, konsep NCW hanya dapat diimplementasikan dengan cara melakukan revisi atau penyesuaian doktrin operasi militer gabungan terlebih dahulu, sebagai acuan dalam penyelenggaraan operasi militer gabungan (joint expeditionary campaign). Hal ini dimungkinkan karena doktrin operasi militer selalu bersifat dinamis menyesuaikan laju perkembangan zaman dan perkembangan lingkungan global. Di dalam doktrin operasi militer gabungan, siskodal NCW “mengharuskan” seluruh elemen atau komponen militer beroperasi secara bersama-sama (interoperability) di dalam suatu Joint Task Force Command (JTFC). Sehingga konsep NCW pada akhirnya akan merubah paradigma militer lama yang menyatakan bahwa suatu medan pertempuran dapat dimenangkan hanya oleh satu komponen militer saja. Doktrin Militer dalam Cyber Warfare Dalam mengimplementasikan cyber struggle dalam doktrin militer, berbagai angkatan bersenjata atau militer di berbagai negara melakukan penyesuaian akan hal tersebut. Angkatan Bersenjata Amerika mengikutinya dengan membuat Doktrin Transformasi Militer AB Amerika yang merupakan perubahan atau revisi dari doktrin militer lama dengan tujuan menghadapi perubahan situasi medan tempur di abad 21 atau recent warfare. Doktrin Transformasi Militer ini dicetuskan pertama kali pada tanggal 11 Januari 2001, oleh Donald Rumsfeld selaku US Secretary of Defense, yang menginginkan postur AB Amerika yang lebih efektif, efisien dan modern. Harapannya, pada perang recent masa depan AB Amerika tidak perlu mengerahkan pasukan dalam jumlah besar untuk memenangkan suatu pertempuran, tetapi cukup mengerahkan pasukan yang lebih sedikit (proporsional) namun lebih efektif dan efisien didukung sistem kodal berbasis NCW yang recent dan saluran cyberspace Militer SIPRNet. Di dalam Doktrin Transformasi Militer AB Amerika Serikat terdapat 3 (tiga) kemampuan kunci sebagai tulang punggung, yaitu: Knowledge, Speed and Precision. Pengertian dari Knowledge (IT Based knowledge) adalah kemampuan untuk mempelajari sekaligus mengimplementasikan pengetahuan teknologi informasi dan sistem informasi seperti sistem satelit, sistem GPS, sistem komunikasi digital, sistem jaringan komputer dan fasilitas cyberspace kedalam satu sistem komando dan kendali terintegrasi medan tempur (integrated effort earth bidding & curb system). Hal tersebut sudah di aplikasikan AB Amerika dalam teknologi NCW yang didukung infrastruktur cyberspace rahasia SIPRNet dan satelit militer. Pengertian Speed (Strategic Speed), maksudnya kemampuan untuk mengerahkan pasukan dan peralatan militer Amerika dan koalisinya ke berbagai lokasi yang menjadi direct di seluruh belahan dunia secara cepat (rapidly). Sedangkan Precision, yang dimaksud adalah kemampuan untuk menghancurkan direct operasi militer secara tepat (precisely) guna menghindari korban dari kalangan sipil yang tidak berdosa (non combatant). U.S. Accuses China of Cyber War "Intolerable" Kemungkinan Penerapan Cyber Warfare dalam Siskodal TNI Setelah membaca uraian singkat tentang cyber struggle diatas, kemudian muncul suatu pemikiran, bagaimana kemungkinan untuk menerapkan siskodal NCW di lingkungan Tentara Nasional Indonesia. Secara teori pada prinsipnya hal tersebut sangat dimungkinkan, apabila melihat berbagai potensi, kapabilitas dan infrastruktur komunikasi serta jaringan komputer cyberspace yang dimiliki TNI saat ini. Berbagai potensi dibidang Air Power, Territory, Maritime, ISR (Intelligence, Surveillance & Reconaisance), Komnika, Pernika, Infolahta serta potensi kemampuan sumber daya personil militer dan pasukan tempur yang dimiliki TNI, merupakan normal dasar yang kuat dan cukup signifikan. Sehingga dengan optimis dan berkeyakinan positif, bukanlah merupakan satu hal yang berlebihan jika suatu saat siskodal seperti NCW juga dapat diimplementasikan dalam operasi militer gabungan TNI dalam rangka menghadapi cyber warfare. Beberapa kegiatan memang perlu dilakukan untuk merealisasikan hal tersebut, seperti melakukan riset bidang militer secara intensif dan komprehensif, tentunya didukung dana riset yang mencukupi, untuk membuat suatu terobosan siskodal TNI berbasis NCW, yang didisain khusus untuk keperluan militer. Hal ini dimaksudkan gum dalam pelaksanaan operasi militer gabungan TNI, seluruh matra TNI beserta elemen dan komponen yang terkait dapat berintegrasi, berinteraksi serta berinteroperasi (interoperability) dalam satu kodal (unity of command) berbasis teknologi sistem informasi, seperti pada siskodal berbasis NCW. Tidak dapat dihindari lagi, di masa depan ketika cara berperang atau jenis konflik sudah berubah dari konvensional menuju ke bentuk perang cyber warfare, maka TNI paronomasia dituntut kesiapannya mengimplementasikan teknologi perang recent guna menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik state (NKRI). Source: http://www.lemhannas.go.id/portal/in...ikel/1556.html ---------------- Bagaimana kita mau menang dalam sebuah 'Cyber War", meski kita punya SDM yang tak kalah dengan negara-negara maju, kalau jaringan internet nasional masih sangat-sangat lemot? Seharusnyalah jaringan infrastrukur untuk internet itu, bandwidth interenet, diperbesar dan dipercepat serta diperluas jaringannya. Saat ini saja, jaringan internet state di dominasi help wireless, bukan yang 'fixed', kalah jauhlah dengan island yang sistemnya hanya menjadikan sistem wireless itu hanya cadangannya. Sistem wireless itu, sekali di 'jamming' aja, habislah sudah!bottom custom html 2
Suchmaschine
Bookmark and Share

0 comments:

Post a Comment